Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono meresmikan Museum Batak terbesar di Kompleks TB Silalahi Center Desa Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Selasa (18/1).
“Dalam kesempatan Grand Opening ini juga dilaksanakan acara Penganugerahan Gelar Kehormatan oleh Lembaga Adat Batak Angkola dan Pakaian Kebesaran Adat Batak yang dilakukan oleh 6 Pemuka Lembaga Adat 6 Sub-etnis Batak, sebagai bentuk penghargaan tertinggi dari Suku Batak terhadap Kepala Negara dan Ibu Ani, ” ungkap Pembina TB Silalahi Center, Letjen TNI (Purn) Dr. TB. Silalahi, SH.
Dijelaskan, Presiden SBY tidak diberi gelar Raja Batak, tetapi secara khusus dari Lembaga Adat Batak Angkola, memberi gelar kehormatan sebagaimana biasa mereka berikan kepada tokoh yang dihormati. Gelar kehormatan Bapak SBY, Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono gelar Patuan Sorimulia Raja. Yaitu gelar kehormatan tertinggi Batak Mandailing. Dalam Bahasa Indonesia berarti Paduka Tuan. Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono, Naduma Harungguan Hasayangan. Sori artinya memberikan kemakmuran, keteladanan dan kenyamanan. Mulia artinya dihormati, dimuliakan. Raja artinya pimpinan dalam acara adat. Arti gelar Naduma Harungguan Hasayangan adalah gelar kehormatan bagi istri atau permaisuri. Harungguan artinya kesatuan, hasayangan panggilan dan penyayang kepada sesama.
“Semua itu didasari penghargaan yang tinggi terhadap Kepala Negara dan Ibu Negara. Apalagi, secara khusus Presiden SBY sudah membuktikan perhatiannya terhadap wilayah Sumut, dengan diresmikannya Bandara Silangit dan Proyek PLN Asahan I,” terang TB Silalahi, sekaligus memberi penjelasan atas berlangsungnya salah pengertian terkait penganugerahan gelar di sekelompok masyarakat.
Bangunan Museum Batak dengan arsitektur modern bertingkat 3 tersebut berada di lahan seluas 5 hektar. Sedangkan outdoor museum seluas 1.536 m2 yang terdiri dari kantor, ruang CCTV, laboratorium, ruang pelayanan dan ruang utilitas. Pada lantai 2 di area seluas 1.340 m2 disiapkan fasilitas ruang pamer indoor tetap, ruang pamer temporer, ruang pamer benda khusus, ruang audio visual dan ruang edukasi. Dibagian depan gedung terdapat diorama 6 sub-etnis Batak yakni, Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Pakpak Dairi dan Angkola.
Harapannya, Museum Batak juga siap menjadi objek wisata, karena berada di wilayah sekitar Danau Toba, danau terbesar di dunia. Dimana dari Museum Batak, pemandangan Danau Toba terlihat sangat menakjubkan. Museum Batak juga sekaligus sebagai tempat untuk melihat dan mempelajari benda-benda kuno serta kebudayaan warisan leluhur Batak.
“Dalam kesempatan Grand Opening ini juga dilaksanakan acara Penganugerahan Gelar Kehormatan oleh Lembaga Adat Batak Angkola dan Pakaian Kebesaran Adat Batak yang dilakukan oleh 6 Pemuka Lembaga Adat 6 Sub-etnis Batak, sebagai bentuk penghargaan tertinggi dari Suku Batak terhadap Kepala Negara dan Ibu Ani, ” ungkap Pembina TB Silalahi Center, Letjen TNI (Purn) Dr. TB. Silalahi, SH.
Dijelaskan, Presiden SBY tidak diberi gelar Raja Batak, tetapi secara khusus dari Lembaga Adat Batak Angkola, memberi gelar kehormatan sebagaimana biasa mereka berikan kepada tokoh yang dihormati. Gelar kehormatan Bapak SBY, Dr. H. Soesilo Bambang Yudhoyono gelar Patuan Sorimulia Raja. Yaitu gelar kehormatan tertinggi Batak Mandailing. Dalam Bahasa Indonesia berarti Paduka Tuan. Ibu Negara, Ani Bambang Yudhoyono, Naduma Harungguan Hasayangan. Sori artinya memberikan kemakmuran, keteladanan dan kenyamanan. Mulia artinya dihormati, dimuliakan. Raja artinya pimpinan dalam acara adat. Arti gelar Naduma Harungguan Hasayangan adalah gelar kehormatan bagi istri atau permaisuri. Harungguan artinya kesatuan, hasayangan panggilan dan penyayang kepada sesama.
“Semua itu didasari penghargaan yang tinggi terhadap Kepala Negara dan Ibu Negara. Apalagi, secara khusus Presiden SBY sudah membuktikan perhatiannya terhadap wilayah Sumut, dengan diresmikannya Bandara Silangit dan Proyek PLN Asahan I,” terang TB Silalahi, sekaligus memberi penjelasan atas berlangsungnya salah pengertian terkait penganugerahan gelar di sekelompok masyarakat.
Bangunan Museum Batak dengan arsitektur modern bertingkat 3 tersebut berada di lahan seluas 5 hektar. Sedangkan outdoor museum seluas 1.536 m2 yang terdiri dari kantor, ruang CCTV, laboratorium, ruang pelayanan dan ruang utilitas. Pada lantai 2 di area seluas 1.340 m2 disiapkan fasilitas ruang pamer indoor tetap, ruang pamer temporer, ruang pamer benda khusus, ruang audio visual dan ruang edukasi. Dibagian depan gedung terdapat diorama 6 sub-etnis Batak yakni, Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing, Pakpak Dairi dan Angkola.
Harapannya, Museum Batak juga siap menjadi objek wisata, karena berada di wilayah sekitar Danau Toba, danau terbesar di dunia. Dimana dari Museum Batak, pemandangan Danau Toba terlihat sangat menakjubkan. Museum Batak juga sekaligus sebagai tempat untuk melihat dan mempelajari benda-benda kuno serta kebudayaan warisan leluhur Batak.
0 komentar:
Posting Komentar