Pria Batak Perankan Ustad
El Manik aktor film dan sinetron bernama lahir Iman Emmanuel Ginting Manik. Pria kelahiran Bahorok, Sumatera Utara, 17 November 1949, ini telah membintangi lebih 30 film selama 30-an tahun karirnya. Pria Batak ini antara lain berhasil memerankan ustad dalam film "Titian Serambut Dibelah Tujuh" yang masuk nominasi peran utama FFI 1983.
Selain sebagai aktor (pemain film), El Manik juga menyutradarai beberapa film, di antaranya Pacar Dunia Akhirat (1996) dan - Panggung Sandwara (1998). Juga sempat aktif sebagai Wartawan Aktuil (1978-1982), Variasi (1982-1984), harian Pelita (1985-1986), dan Vista (1988).
El Manik menyelesaikan pendidikan SPG (Sekolah Pendidikan Guru) di Binjai, Sumatera Utara pada 1969. Setamat SP, El Manik merantau ke kota pahlawan Surabaya. Di kota ini ia sempat membuka studio foto dan terbilang sukses. Namun, ia masih punya cita-cita. Ia pun mengikuti tes di Lembaga Pendidikan Musik & Film di Jakarta. Ia berhasil menjadi lulusan terbaik di lembaga tersebut.
Sebagai lulusan terbaik, Ia dijanjikan akan bermain di film layar lebar. Ia pun terlanjur menjual semua aset di studio fotonya. Tapi, ternyata lembaga pendidikan tersebut telah menipunya. Akibatnya, ia sempat mengelandang di Jakarta.
Beruntung, pada tahun 1973, kesempatan mulai datang, ia tampil sebagai figuran dalam film arahan Nawi Ismail, "Mereka Kembali". Setelah itu, pintu dunia seni peran terbentang lebar di hadapannya. Ia mulai mendapa peran pembantu dalam film "Cinta Pertama" arahan Teguh Karya dan dalam film "Kampus Biru" yang ditangani oleh Ami Priyono, serta beberapa film lainnya.
Kemudian ia mendapat kepercayaan sebagai peran utama dalam film "Jakarta Jakarta" (1979) dari Ami Priyono. Pada tahun itu juga, Teguh Karya memberinya peran sebagai opsir Belanda dalam "November 1828". Dengan peran dalam film ini, El Manik meraih Piala Citra FFI 1979 sebagai pemeran pembantu pria terbaik.
Salah satu perannya yang terbilang menarik adalah ketika pria Batak ini berhasil memerankan ustad dalam film "Titian Serambut Dibelah Tujuh". Film ini berhasil masuk nominasi peran utama FFI 1983. Sebelumnya, El Manik mengaku mendapat hidayah untuk memeluk Islam setelah bermain dalam film karya Asrul Sani, “Titian Serambut Dibelah Tujuh” yang beredar di bioskop sekitar tahun 1982.
Ia pun beberapa kali masuk sebagai nominasi aktor terbaik. Nominasi Aktor Pembantu Terbaik FFI 1980 dalam film "Gara-gara Istri Muda". Nominasi Aktor Pembantu Terbaik FFI 1981 dalam film "Dr. Siti Pertiwi Kembali ke Desa". Nominasi Aktor Utama Terbaik FFI 1983 dalam fil "Titian Serambut Dibelah Tujuh". Nominasi Aktor Utama Terbaik FFI 1983 dalam film "Jaka Sembung dan Bajing Ireng". Nominasi Aktor Utama dalam "Biarkan Bulan Itu" dan Aktor Pembantu Terbaik FFI 1987 dalam "Tujuh Manusia Harimau".
Namun baru tahun1984, dalam FFI di Yogyakarta, El Manik meraih Piala Citra untuk pemeran utama pria terbaik lewat film "Budak Nafsu" arahan Sjumandjaja.
Selain itu, El Manik telah meraih Piala Citra FFI 1979 sebagai Aktor Pembantu Terbaik dalam film "November 1828"; Piala Citra FFI 1984 sebagai Aktor Terbaik dalam film "Budak Nafsu"; Piala Citra FFI 1985 sebagai Aktor Pembantu Terbaik dalam film "Carok"; Festival Film Asia Pasifik 1985 sebagai Best Supporting Actor dalam film "Jejak Pengantin"; Aktor Terpuji di Festival Film Bandung 2001 di sinetron "Senandung"; Piala Citra FFI 2006 sebagai Pemeran Pendukung Pria Terbaik dalam film "Berbagai Suami". Ia juga meraih gelar best supporting actor dalam Festival Film Asia Pasifik 1985 di Tokyo melalui film "Jejak Pengantin".
Setelah industri film nasional kolaps pada tahun 1990-an, El Manik membintangi beberapa sinetron. Di antaranya, "Abad 21", "Terpesona", "Senandung", "Cintaku Terhalang Tembok", "Benar Benar Cinta", dan "Titipan Illahi". El Manik pun sempat menjajal kemampuannya sebagai sutradara, antara lain di film televisi "Pacar Dunia Akhirat" (1996), sinetron "Panggung Sandiwara" dan "Shakila".
Kemudian, saat dunia perfilman Indonesia kembali bernafas, ia pun ikut berperan. Antara lain dalam film "Beth" (2002), "Biarkan Bintang Menari" (2003), "Berbagi Suami" (2006), "Maskot" (2006). Bahkan ia meraih pemeran pendukung pria terbaik Festival Film Indonesia 2006 dalam film "Berbagai Suami", arahan sutradara Nia Dinata. ?
0 komentar:
Posting Komentar