Senin, 04 Juli 2011


Ibu Hj Ani Bambang Yudhoyono meresmikan Purna Pugar Cagar Budaya Gedung A Lawang Sewu dan Pameran Kriya Unggulan Nusantara di Aula Wisma Perdamaian, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (5/7) pagi. Lawang Sewu adalah salah satu gedung cagar budaya yang dibangun tahun 1902. Salah satu cara pemanfaatan bangunan cagar budaya adalah dengan melakukan tindak revitalisasi pada bangunan tersebut.

Ketua Panitia Pelaksana Okke Hatta Rajasa dalam laporannya menjelaskan, sejak Mei 2009, PT Kereta Api Indonesia (KAI) merestorasi Lawang Sewu agar dapat difungsikan sebagai museum hidup, pusat kegiatan seni dan budaya, serta dapat dimanfaatkan sektor industri kreatif.

"Guna mencapai tujuan tersebut, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan PT KAI dengan dukungan penuh Dewan Kerajinan Nasional serta dipayungi Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata akan menggalakkan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk menjadikan Lawang Sewu sebagai ikon dalam mendukung pengembangan citra, bukan saja bagi kota Semarang maupun Provinsi Jawa Tengah, tetapi juga untuk Indonesia," kata Okke.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dalam sambutan selamat datangnya mengharapkan dengan diresmikan Purna Pugar Cagar Budaya Gedung A Lawang Sewu dapat menjadi daya ungkit destinasi pariwisata Jawa Tengah. "Ini juga menjadi pendukung untuk suksesnya program Visit Jawa Tengah 2013," Bibit menjelaskan.

Menurut Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Lawang Sewu sudah sah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya melalui Kemenbudpar pada bulan Juni 2010. "Benda atau bangunan dapat dikategorikan cagar budaya apabila sudah berusia 50 tahun atau lebih, mewakili masa gaya paling singkat 50 tahun, memiliki arti khusus bagi sejarah, agama, pendidikan, dan kebudayaan, serta memiliki nilai budaya," terang Jero Wacik.

"Kriteria itu tidak otomatis menjadi cagar budaya, tapi diusulkan, dan kemudian keluar Keputusan Menteri yang menetapkan bangunan atau benda itu cagar budaya," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Ibu Ani dan para undangan menyaksikan penayangan video selayang pandang Lawang Sewu dan proses pemugaran gedungnya.

Ibu Negara mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada PT KAI, gubernur, walikota, pengurus Dekranasda, dan semua pihak yang ikut menyukseskan acara ini. "Saya sungguh bangga dengan penyelamatan dan pelestarian Lawang Sewu yang usianya sudah lebih dari 100 tahun karena gedung ini sangat unik dan bersejarah. Saya berharap peresmian ini dapat membawa sisi positif bagi investasi, pariwisata, dan industri kreatif," seru Ibu Ani.

"Gedung Lawang Sewu yang sudah berusia lebih dari 100 tahun dapat dijadikan ikon wisata dan budaya untuk mendukung pengembangan citra kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya," Ibu Ani menjelaskan.

Usai peresmian, Ibu Ani dan Ibu Herawati Boediono meninjau Lawang Sewu yang berjarak beberapa meter dari tempat acara. Di Lawang Sewu, Ibu Ani juga meninjau pameran industri kreatif. Mendampingi Ibu Ani dan Ibu Herawati Boediono, antara lain Menbudpar Jero Wacik, Triesna Jero Wacik, Ratna Djoko Suyanto, Sylvia Agung Laksono, Lis Purnomo Yusgiantoro, Murniati Widodo AS, Soraya Zulkifli Hasan, dan Laily M Nuh.

Lawang Sewu terletak di komplek tugumuda, dahulu merupakan gedung megah berbaya art deco, yang digunakan Belanda sebagai kantor pusat kereta api ( trem ), atau lebih dikenal dengan Nederlandsch Indische Spoorweg Maschaappij ( NIS ). Bangunan karya Arsitek Belanda Prof. Jacob F. Klinkhamer dan B.J Queendag menurut catatan sejarah dibangun tahun 1903, kemudian diresmikan pada tanggal 1 juli 1907.Masyarakat Semarang lebih mengenal gedung ini dengan sebutan Gedung Lawang Sewu, mengingat gedung ini memiliki jumlah pintu dalam jumlah banyak, yangt dalam arti kiasan banyak berarti jumlahnya seribu atau lebih , yang dalam bahasa jawa Lawang Sewu.Lawang berarti pintu dan Sewu berarti seribu.

Dalam hal ini Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) bekerja sama dengan Pemda Prov. Jawa Tengah dan PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) akan merencanakan peresmian Purna Pugar Cagar Budaya Gedung A Lawang Sewu, di Gedung Perdamaian Semarang Jawa Tengah.


"Acara tersebut rencanakan akan diselenggarakan selama lima hari, dimulai pada 5 Juli hingga 10 Juli 2011 yang akan diresmikan secara langsung oleh Ibu Negara Hj Ani Yudhoyono, selaku Pembina Dekranas," kata Okke Hatta Rajasa, ketua panitia acara peresmian Gedung Lawang Semu kepada wartawan di Jakarta, (13/6).

Okke menjelaskan, kegiatan ini bertujuan menjadikan Lawang Sewu sebagai ikon wisata dan budaya untuk mendukung pengembangan provinsi Jawa Tengah, khususnya kota Semarang.

"Selain itu, diharapkan dapat membawa sisi positif terhadap investasi, perdagangan dan pariwisata dengan mengoptimalkan Lawang Sewu sebagai salah satu daerah tujuan wisata," jelas Okke.

Sementara itu Ketua Panitia Bidang Promosi Pariwisata, Trisnawati Jero Wacik menambahkan, "Karena kegiatan ini dipayungi Kementerian Pariwisata dan Budaya, maka kami mengupayakan promosi wisata untuk kegiatan ini."

"Pemanfaatan benda cagar budaya Lawang Sewu sebagai obyek wisata di Jawa Tengah bukan hanya menarik minat pengunjung pada saat pembukaan saja, melainkan dapat menjadi destinasi wisata jangka panjang," tambah Trisnawati.

Untuk mendukung promosi kegiatan ini, lanjut Trisnawati, pihaknya akan melakukan promosi langsung di berbagai pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Semarang dengan membuat paket wisata.


Dalam rangka memeriahkan kegiatan peresmian purna pugar gedung A Lawang Sewu rencananya akan digelar berbagai acara antara lain pameran Kriya Unggulan Nusantara dan berbagai pameran lainnya, pergeleran seni, atraksi budaya dan lomba yang dikhususkan untuk anak-anak.
Bangunan cagar budaya Lawangsewu, Kota Semarang, selama ini lebih dikenal sebagai tempat wisata mistis. Banyak pengunjung datang ke gedung kuno yang dibangun tahun 1904 itu karena penasaran ingin merasakan situasi ataupun "keanehan" Lawangsewu dari sisi mistis.
Kini, citra tersebut diharapkan berubah seiring dengan adanya acara Purna Pugar Cagar Budaya Lawangsewu dan Pameran Kriya Nusantara.
Pameran ini akan digelar mulai 5 Juli mendatang. Kepala Humas PT Kereta Api Daop IV Semarang, Sapto Hartoyo, mengatakan, Lawangsewu dapat menjadi ikon kota. Dengan adanya pameran, citra Lawangsewu diharapkan berubah.
"Kegiatan ini kami harapkan bisa mengubah image Lawangsewu yang sebelumnya menjadi tempat wisata misteri," kata Sapto.
Lawangsewu merupakan satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang. Cagar budaya tersebut tak boleh diubah bentuk maupun bahannya. Sebagai bangunan yang memiliki nilai sejarah, bangunan tersebut diharapkan menjadi pendorong roda perekonomian nasional.
Menjelang peresmian Lawangsewu sebagai tempat wisata dan pa meran, gedung tersebut terus dibenahi. Hingga kini, tahapannya sudah mencapai 80 persen. PT Kereta Api telah melakukan pemasangan listrik dan membuat taman. Sesuai rencana, 1 Juli depan kawasan yang akan diresmikan Ibu Negara Ani Yudhoyono tersebut sudah steril.
18 Ruangan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Tengah Sri Suharti Bibit Waluyo mengemukakan, panitia menyiapkan 18 ruangan di lantai satu Lawangsewu untuk pameran yang melibatkan 33 provinsi.
Di lantai dua, disiapkan 17 ruangan untuk menampilkan kerajinan atau produk unggulan 35 kabupaten/kota Jateng. ”Tujuan Pameran Kriya Nusantara ini tentu saja untuk memamerkan hasil karya kerajinan yang ada di Indonesia,” tandasnya.
Terpisah, Pelaksana Harian (Plh) Sekda Jateng Sriyadhi menegaskan, pameran ini bakal memberikan multiefek luar biasa.
”Sektor riil akan bergerak, seperti tingkat hunian hotel, penggunaan taksi maupun pusat oleh-oleh,” ujarnya. Bukan hanya kerajinan, pusat kuliner juga akan ditampilkan dalam pameran tersebut. (J17,H23-43)

1 komentar: